Jenis Sesat Pikir

Kekeliruan Informal

Part 1

  1. Berlindung pada Prinsip Umum

Kekeliruan ini sering terjadi ketika orang hendak membela diri atas tuduhan yang disampaikan padanya dengan menggunakan kebenaran umum sebagai pelindung.

Seorang guru dituduh telah berbuat tidak senonoh dengan seorang murid wanitanya. Atas tuduhan ini ia berkata, “Saudara jangan ngawur saya ini seorang guru dan setiap guru dilarang berbuat tidak senonoh apalagi dengan muridnya”.

Bahwa semua guru dilarang berbuat tidak senonoh adalah benar. Kekeliruan dari jawaban ini adalah tidak mengemukakan bukti-bukti untuk mengelak tuduhan itu tetapi berlindung kepada prinsip ‘guru dilarang bertindak tidak senonoh’, padahal tidak setiap guru dapat melaksanakan prinsip umum itu.

Contoh lain yang lebih menarik dapat dilihat pada tanya-jawab antara si penyelidik dengan tersangka dalam cerita detektif Bombay Mail, karangan Laurence G. Blochman mengenai pembunuhan terhadap Sir Anthony Daniels, Gubernur Provinsi Benggala. Di dalam kereta api yang menuju ke Bombay terdapat salah seorang tersangka, Pandit Garnath Cundra seorang mahaguru dan seorang politikus yang baru saja dipecat oleh Gubernur Benggala.

+ : “Tuan sudah dipecat dari jabatan tuan tiga hari yang lalu”.

  • : “Tuan inspektur serba tahu saja”.

+ : “Pandit sungguh-sungguh seorang yang tidak loyal kepada pemerintah”.

  • : “Saya sekedar mengucapkan kebenaran-kebenaran belaka, Inspektur Shahib. Saya mengatakan kepada mahasiswa bahwa tujuan utama Inggris menyelengarakan pendidikan di India hanya untuk memperoleh klerk-klerk bergaji murah yang berbahasa Inggris. Saya mengatakan bahwa terlampau pandir mempelajari penyair-penyair Inggris kelas tiga sementara mereka dipaksa mengabaikan karya-karya besar kesusastraan milik mereka sendiri seperti Kalisada dan Mahabarata”.

+ : “Terpikir olehku Pandit mempunyai dendam terhadap Gubernur Benggala yang telah menandatangani surat pemecatan tuan dari sumber kehidupan tuan”. Pandit itu tersenyum murung.

  • : “Tuan inspektur tampaknya hendak mencari-cari motif untuk membunuh Gubernur Benggala, tetapi tuan lupa bahwa seorang Hindu terlarang mengambil nyawa dalam bentuk apapun juga, dan saya ini seorang Hindu”.

+ : “Tetapi tuan seorang agitator politik. Seorang diantara golongan tuan telah mencoba membunuh gubernur dengan melempar bom pagi kemarin di dalam istananya, tetapi malam hari ini baru ia kena bunuh dengan racun”.

  • : “Bukan golonganku Inspektur Shahib. Pembunuhan itu suatu aksi. Saya ini seorang Brahmin. Seorang Brahmin tunduk pada ajaran nonaksi”.




EmoticonEmoticon