Menghindari sesat pikir tidaklah mudah karena banyak hambatan dalam menuju pemikiran yang lurus dan jernih. Hambatan-hambatan itu adalah purbasangka, propaganda, otoriterianisme, kurangnya pengetahuan tentang hukum berpikir benar, dan tidak cermat menggunakan kata-kata.
1. Purbasangka
Purbasangka yakni putusan yang mengabaikan atau mengecilkan bukti. Manusia pada umumnya sukar mengambil putusan sampai samua bukti yang dibutuhkan terkumpul. Meskipun bukti-bukti telah terkumpul, putusan tetap lebih berorientasi pada kepentingan pribadi. Penyebab purbasangka adalah terburu-buru, terjerat tradisi, larut pada kepentingan pribadi serta berbaik sangka atau buruk sangka pada bukti-bukti.
2. Propaganda
Propaganda yaitu usaha membentuk opini umum bukan berdasarkan bukti-bukti rasional, tetapi mengundang kekuatan emosi. Akibatnya, putusan yang diambil oleh orang-orang yang larut dalam propaganda bukan putusan logis, tetapi putusan emosional.
3. Otoriterianisme
Otoriterianisme yaitu mengikuti ajaran, doktrin partai atau madzhab agama tanpa penyaringan. Otoriterianisme membawa dampak-dampak negatif, antara lain menghalangi sikap kritis sehingga menghambat pencarian kebenaran dan kemajuan berfikir. Bila tokoh-tokoh dari pemegang otoritas itu berbicara bukan pada bidangnya, ia akan menyesatkan. Pengikut otoriterianisme akan melestarikan dan memperluas keyakinan yang tersesat.
4. Kurangnya Pengetahuan tentang Hukum Berpikir Benar
Kemampuan bawaan tidak mampu untuk menyelesaikan masalah-masalah pemikiran yang agak rumit yang menyebabkan tidak dapat terhindar dari kekeliruan. Semakin luas pengetahuan orang tentang bentuk-bentuk sesat pikir akan semakin terhindar dari kemungkinan kekeliruan berpikir.
5. Tidak Cermat Menggunakan Kata-kata
Banyak kata yang digunakan oleh masyarakat secara keliru dan tidak sedikit orang yang mengikuti begitu saja.
H.Mundiri mengelompokan sesat pikir kedalam 60 jenis. dalam artikel selanjutnya akan di bahas beberapa jenis sesat pikir. to be continued...insaallah
EmoticonEmoticon