Pheromone pertama kali ditemukan di Jerman, oleh Adolph Butenandt, ilmuwan yang juga menemukan hormon seks pada manusia, yaitu estrogen, progesteron, dan testosteron. Ketika pertama kali ditemukan pada serangga, pheromone banyak dikaitkan dengan fungsi reproduksi serangga.
Penemu zat Pheromone pertama kalinya pada hewan (serangga) adalah Jean-Henry Fabre, pada satu musim semi tahun 1870an. Pengamatannya pada ngengat Great Peacock betina. keluar dari kepompongnya dan diletakkan di kandang kawat di meja studinya untuk beberapa lama. Pada malam harinya, ditemukan lusinan ngengat jantan berkumpul merubung kandang kawat di meja studinya. “Aku tidak tahu bagaimana mereka menemukan betina di mejaku”, tulis Fabre.
Fabre menghabiskan bertahun-tahun mempelajari bagaimana ngengat-ngengat jantan menemukan betina-betinanya. Sampai pada kesimpulan, kalau ngengat betina menghasilkan zat kimia tertentu yang baunya menarik perhatian ngengat-ngengat jantan. Dengan kesimpulan Fabre inilah, dimulai seluruh lapangan penelitian baru tentang Pheromone.
Perkembangan :
Sampai sekarang ini, para ilmuwan sudah mengenali lebih dari 1600 pheromone yang dipakai oleh bermacam-macam serangga dan binatang. Karena telah teridentifikasi, pheromone ini bisa dibuat dalam jumlah besar secara sintetis. Pheromone sintetis ini banyak dipakai untuk dijadikan perangkap serangga.
Semut misalnya, menghasilkan pheromone untuk menarik teman-temannya bergotong-royong mengangkut makanan dari tempat yang jauh ke sarang mereka. Itu sebabnya kita sering melihat semut berjalan beriring-iring.
Beberapa spesies lalat, ngengat dan kumbang juga menghasilkan zat kimia tertentu yang dioleskan ke sarang tempat meletakkan telur-telurnya. Zat-zat kimia ini akan mencegah serangga lain untuk menaruh telur di tempat yang sama, jadi mengurangi kompetisi serangga-serangga baru yang nantinya menetas dari telur tadi.
Gajah dan ngengat ternyata mempunyai pheromone seks yang sama. Namun, walaupun sama, gajah dan ngengat tidak akan saling tertarik karena pheromone yang dihasilkan ngengat terlalu sedikit untuk dirasakan gajah. Begitu juga sebaliknya.
Pheromone Manusia :
Pheromone pada manusia merupakan sinyal kimia yang berada di udara, yang tidak bisa dideteksi melalui bau-bauan, tapi hanya bisa dirasakan oleh VNO di dalam hidung kita. Sinyal yang dihasilkan oleh jaringan kulit khusus yang terkonsentrasi di dalam lengan. Sinyal pheromone ini diterima oleh VNO dan dijangkau oleh bagian otak bernama hipotalamus, yang berada dalam Limbic Region. Disinilah terjadi perubahan hormone yang menghasilkan respon perilaku dan fisiologis.
Beberapa contoh pengaruh pheromone manusia dalam kehidupan kita sehari-hari:
Pheromone pada Siklus Haid
Pada 1998 ada penelitian yang mnyatakan bahwa ada dua jenis pheromone yang secara spesifik berpengaruh pada kesamaan siklus haid. Siklus menstruasi terdiri dari 3 fase (menses, pra-ovulasi, dan pasca-ovulasi). Salah satu dari pheromone dihasilkan oleh perempuan pada fase pra-ovulasi dari siklusnya dan mempercepat ovulasi di fase berikut. Pheromone lain dipancarkan pada saat ovulasi berlangsung. Sinyal ini member efek memperlambat siklus. Hasil akhirnya adalah berupa siklus menstruasi sejumlah perempuan yang tinggal berdekatan, menjadi sama. Hal ini sering dijumpai di asrama wanita.
Jatuh Cinta
Fenomena pheromone sebagai bentuk komunikasi ini lama-lama mulai dicoba diterapkan dalam kehidupan manusia sehari-hari. Terutama sejak ditemukan bahwa pheromone juga dihasilkan kelenjar dalam tubuh manusia. Dan yang penting, bisa mempengaruhi hormon-hormon dalam tubuh (terutama otak) manusia lainnya. Contoh paling mudah adalah bau badan.
Lepas dari jenis bau badan menyengat hingga bikin orang lain menjauh, setiap manusia punya bau yang khas dan menjadi ciri dirinya. Oleh para ahli dianalogikan bahwa bau badan itu seperti sidik jari. Jadi, kita masing-masing mempunyai bau yang unik dan sangat berbeda dengan manusia lainnya. Dengan demikian pheromone yang dihasilkan manusia, di masa depan bisa jadi salah satu identitas diri.
Pheromone pada manusia ternyata juga berfungsi sebagai daya tarik seksual. Para ahli kimia terkemuka dari Swedia malah mengklaim bahwa pheromone mempunyai andil yang tidak sedikit dalam menghasilkan perasaan suka, naksir, cinta, bahkan gairah seksual seorang manusia pada manusia lainnya.
Ini mereka buktikan saat melakukan penelitian terhadap reaksi otak 12 pasang pria-wanita sehabis mencium bau senyawa sintetik mirip pheromone. Bebauan tersebut langsung bereaksi terhadap hormone estrogen (pada wanita) dan hormone testoteron (pada pria).
Jadi, ketertarikan manusia pada manusia lain, baik itu berupa hubungan cinta, gairah seksual, maupun dalam memilih teman, juga didasari pada bau pheromone yang dihasilkan manusia.
Sumber parfum feromon = http://id.wikipedia.org/wiki/Feromon#Referensi
Untuk Harga dan Pemesanan Parfume Pheromone bisa hubungi saya di SKYPE: agus.maulana8 atau HP/whatsapp: 085759316259
pin BB : 7B0C995D
Jual Parfum Pheromone di Bandung...
TERIMA PESANAN KE SELURUH INDONESIA.
NEW PHEROMONE EMPOWER